Gambaran Sabuk Kuiper: laurinemoreau.com |
Bayangkan andaikata suatu saat
alien dari galaksi lain datang menginvasi bumi. Dengan pesawat dan senjata canggih, mereka menyerbu manusia. Tapi tenang, ada Sabuk Kuiper (Kuiper
Belt). Sabuk yang dipadati triliunan objek
itu mungkin bisa menjadi benteng alami bagi tata surya.
Invasi alien mungkin cuma khayalan, dan
kerapatan Sabuk Kuiper juga tak cukup rapat untuk menjaring pesawat alien.
Tetapi keberadaan sabuk yang baru ditemukan "kemarin sore" itu sangat menarik para ahli astronomi dan awam. Sejak ditemukan “secara fisik” pada 1992, sabuk raksasa itu belum banyak
tereksplorasi. Itu lantaran jaraknya yang teramat jauh dari bumi.
Es
Raksasa
Apa sebenarnya Sabuk Kuiper? Sabuk ini
juga disebut dengan Kuiper Edgeworth Belth. Merupakan kumpulan benda antariksa
berjumlah triliunan yang mengorbit di tepi tata surya. Tepatnya di sisi luar
dari Planet Neptunus.
Lokasi sabuk itu pada rentang 30
Astronomical Unit (AU) hingga 55 AU dari matahari. AU merupakan satuan jarak astronomi,
dengan 1 AU = jarak matahari-bumi. Itu setara dengan 150 juta kilometer.
Sabuk Kuiper berisi triliunan objek,
disebut dengan Kuiper Belt Objects (KBOs). Mayoritas bukan berupa batuan (rock) tetapi gas-gas yang membeku.
Seperti metana, amonia, nitrogen, dan air. Lokasi Sabuk Kuiper jauh dari
matahari. Sehingga material gas akan membeku.
Nama sabuk itu dinisbatkan pada dua
astronom yang “meramal” keberadaan sabuk itu, yakni Gerrard Kuiper dan Kenneth
Edgeworth. Keberadaan sabuk itu diramalkan setelah ditemukannya Planet Pluto
pada 18 Februari 1930. Tetapi, secara “fisik” sabuk itu baru ditemukan pada
1992.
Para astronom telah mengidentifikasi lebih
dari seribu objek di sabuk Kuiper, tetapi secara teori ada lebih dari 100 ribu
objek berdiameter lebih besar dari 100 km di sabuk itu. Karena ukurannya yang
relatif kecil dan jauh dari bumi, tidak mudah melakukan identifikasi.
Selain itu, ada triliunan objek berupa
komet. Objek itu kebesaran kalau disebut asteroid tetapi kekecilan disebut planet. Pluto, planet terkecil sekaligus terjauh
di tata surya merupakan anggota dari Sabuk Kuiper. Para ahli astronomi
bersilang pendapat, apakah Pluto merupakan planet atau “hanya” anggota Sabuk
Kuiper. Kita memiliki dua versi tata surya, yakni versi 8 planet (Pluto tak
termasuk) dan versi 9 planet.
Ditabrak
Meteor
Beberapa objek besar telah ditemukan di
sabuk. Dengan mengkategorikan Pluto sebagai planet tersendiri, ada beberapa
objek yang relatif besar. Yakni Quaoar, Makemake, Haumea, Orcus, dan Eris. Beberapa
dari mereka memiliki bulan. Karena jaraknya sangat jauh dari bumi, butuh biaya
sangat besar untuk menjangkau ke sana.
Pada 2004, Prof Dr Mike Brown dalam makalahnya menyatakan mendeteksi keberadaan kristal es dan
ammonia hydrate di Quaoar. Ini menunjukkan
bahwa Quaoar telah mengalami perubahan formasi. Mungkin akibat aktivitas
tektonik di dalamnya atau karena bertabrakan dengan meteor.
Menurut Prof Mike, objek di sabuk itu
merupakan bekas atau sisa saat terbentuknya tata surya 4,6 miliar tahun silam.
Jika tak ada “sesuatu”, mestinya objek itu menjadi planet tersendiri. Tapi
entah mengapa, malah “pecah” dan menjadi triliunan objek berukuran kecil yang
melayang-layang di sisi luar Neptunus. Material di sabuk itu menjadi bahan penelitian
menarik. Karena bisa digunakan untuk memetakan material pembentuk tata surya.
Akan Musnah
Bukan cuma tata surya kita yang memiliki
“pagar” berupa Sabuk Kuiper. Dengan menggunakan pemetaan inframerah, NASA memetakan
bahwa 15-20% sistem tata surya memiliki formasi serupa Sabuk Kuiper.
Beberapa di antaranya tampaknya masih
berusia muda. Dua sistem tata surya yakni HD 139664 dan HD 53143, sudah
diobservasi Teleskop Antariksa Hubble pada 2006. Kedua sistem tata surya itu
diperkirakan memiliki sabuk dengan usia sekitar 300 juta tahun.
Sejumlah spekulasi menyebutkan bahwa suatu
saat Sabuk Kuiper akan musnah. Tentu saja, teori ini mungkin keliru. Bisa karena
material-material kecil itu lama-lama menyatu dan menjadi planet baru. Atau
malah hancur menjadi debu karena bertubrukan satu sama lain. Jika kita berumur
panjang (hingga miliaran tahun mendatang), kita akan bisa memastikannya.
Eksplorasi
Pada 19 Januari 2006, Badan Antariksa
Amerika Serikat (NASA) meluncurkan pesawat New Horizons untuk melakukan
eksplorasi terhadap Pluto, bulan dari Pluto, serta dua objek di Sabuk Kuiper.
Pada 15 Januari 2015, pesawat itu mulai mendekati dwarf planet. Istilah “dwarf
planet” diperkenalkan International Astronomical Union pada 2006. Yakni objek
yang lebih kecil dari planet di Sabuk Kuiper, yakni Pluto, Eris, dan Ceres. jelajahgalaksi.blogspot.com
Pada Juli 2015, New Horizons berhasil mencapai
jarak terdekat dengan Pluto. Setelah mengirim gambar dan data ke bumi. Pesawat
itu akan “terlempar” dari orbit tata surya dan berkelana menjadi sampah
antariksa.
Fakta Menarik
Berikut beberapa fakta menarik tentang
Sabuk Kuiper.
- Berisi ribuan dari objek berupa kumpulan beribu-ribu gumpalan es dengan ukuran bervariasi. Dari se-imut donat hingga berdiameter lebih besar dari 100 kilometer.
- Ahli astronomi telah mengidentifikasi sejumlah komet periode pendek yang berasal dari Sabuk Kuiper. Waktu orbit komet ini hanya 200 tahun atau bahkan kurang.
- Sabuk ini diperkirakan dihuni lebih dari satu triliun komet.
- Benda terbesar di sabuk kuiper adalah Pluto, Quaoar, Makemake, Haumea, Ixion, dan Varuna. Mereka disebut dengan Trans-Neptunian Objects (TNOs).
- Misi pertama ke Kuiper Belt yang berhasil mencapai Pluto adalah New Horizons (Juli 2015). Wahana itu melakukan observasi terhadap Pluto, Charon, dan beberapa bulan dari Pluto.
- Para ahli astronomi menemukan struktur yang sama dengan sabuk Kuiper di sejumlah tata surya. Teleskop Hubble berhasil menangkap gambar cakram serupa mengelingi bintang HD 138664 di konstelasi Lupus dan HD 53143 di konstelasi Carina.
- Material beku di Sabuk Kuiper menyimpan informasi perihal materi penyusun tata surya.
Referensi
Kuiper Belt Facts
(http://space-facts.com)
Kuiper Belt Objects: Facts about the
Kuiper Belt & KBOs, Nola Taylor Redd (www.space.com)
Kuiper Belt & Oort Cloud: Read More
(http://solarsystem.nasa.gov/index.cfm)
What Is The Kuiper Belt, Matt Williams (http://www.universetoday.com/)
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar